Zoom in
Sebuah sudut di tengah kota, di emperan pasar terbesar di Karesidenan X

Subuh merangkum bumi. Gelap setengah temaram. Di sisi jalan gelandangan membungkus raga kumalnya dengan secarik sarung  yang keriting.  Harusnya dingin. Tapi secepat angin membawa nyala api, secepat itu pula panas meruap menyentuh kulitnya. Kebakaran!
Ia pun lari tunggang langgang, berteriak teriak. Sekejap, penduduk berdatangan. Tak memedulikan kantuk yang masih menggayut, mereka datang dengan ember berisi air, karung berisi pasir, dan apa pun yang bisa mereka gunakan untuk memadamkan api.
Pemilik kios datang dengan tergopoh gopoh.
“Kenapa?  Ada apa?  Sepuluh tahun kami di sini aman-aman saja.”

“Ah, kami belum sempat menyelamatkan barang-barang berharga kami.”
Isak tangis, jeritan, dan raungan menyayat hati.
“Ini harta kami! Jika habis, apa yang hendak kami makan esok hari?”
Pemadam kebakaran datang sejam kemudian. Petugasnya sigap menarik selang. Namun, apa hendak dikata, semua susah musnah dilalap si jago merah.
***
Zoom Out
Sebuah kabupaten yang hening mendadak gempar dengan berita kebakaran. Siapa yang hendak disalahkan jika terjadi korsleting listrik? PLN? Tanpanya tentu akan gelap gulita. Tikus yang menggerogoti kabel itu? Tikus yang tak punya otak, mana tahu kalau kabel panjang yang dimangsanya akan sanggup meludeskan bangunan pasar?
***
Zoom In
Sebuah ruangan di rumah megah berlantai tiga, berhalaman luas.
Dua orang berpakaian safari hitam tengah mengangkat gelas. Toast.  “Sukses,” kata mereka.
Segaris senyum licik mengembang di sudut bibir.  Sebuah konspirasi sudah terjalankan dengan sukses. Atas nama sebuah proyek, atas nama sebuah keuntungan, atas nama segepok uang, atas nama kelanggengan jabatan, halal bagi mereka untuk membakar pasar tempat sedemikian banyak orang menggantungkan nafkahnya.

Zoom Out
Lima tahun kemudian, berdirilah sebuah mall megah berlantai lima di atas tanah tempat pasar yang terbakar tadi. Sebagian pedangang yang kaya menyewa toko yang ada di dalamnya. Sebagian yang lainnya mendirikan kios-kios kecil di belakang mall. Yang lain menjadi pengasong yang harus siap-siap digusur satpol PP jika sedang terjadi razia. Agaknya keadilan memang masih enggan berpihak kepada orang kecil.

Zoom In
Sebuah ruangan di rumah megah berlantai tiga, berhalaman luas.
“Sudah siap, Mah? Jangan lupa berpakaian yang pantas. Hari ini kegiatan kita akan diliput televisi.”
“Ah, Papah… segini masih kurang cantik?”
“Hmmm… ingat, jangan sampai mempermalukan Papah di hadapan para calon pemilih Papah.  Biaya yang kita keluarkan untuk kampanye ini tak bisa dibilang sedikit.”

-Terinspirasi dari  berita tentang  sebuah pasar yang terbakar Subuh tadi-

0 komentar:

Posting Komentar