Kepingan mozaik itu terhempas, jatuh, lalu berserak kehilangan makna )
Hidupku ini ibarat layang-layang
Ditarik, diulur, mendekat, menjauh
Terlihat indah dari sana, namun sakit terasa seluruh raga
Lalu datang badai menghempasku
Aku melayang, luruh, lalu lindap
Benangnya putus, tak lurus, tapi mengusut
Aku tak bisa lepas!
Kataku: Lepaskan aku, Tuan!
Lepaskan aku dari jerat asmaramu!
Kau tertawa di ujung sana
Tawa nyaring pada nyaring, melengking, mendeking
Katamu: kaulah layang-layangku
dan aku si pemegang kendali
Tak bisa aku melepasmu
dan tak kan bisa kaujauh dariku
karena engkaulah keping kecil mozaikku
pelengkap sunyi jiwaku
Keping kecil mozaik katamu
Tuan, lepaskan aku!
Lepaskan aku dari jerat asmaramu
Berpalinglah dariku
Jangan tatap aku seperti itu, Tuan!
Kau tahu, aku takkan bisa menolak pandangan nanarmu itu.
.
Tuan, lepaskan aku
Aku hanyalah kepingan kecilmu
Hapus aku
buang aku
Jangan engkau simpan dalam kantung gelap hatimu!
Aku mau hidup
Hidup dengan jiwaku sendiri
Jiwa merdekaku yang tak terbelenggu oleh apa pun
Aku mau kembali ke jalan yang benar
Tuan!
Lepaskan aku
Meski pahit sekarang, manis jua nanti kita petik
Jangan pandangi aku seperti itu, Tuan!
Aku takkan kuasa untuk meninggalkan tatapanmu itu
Sedangkan ingin hatiku untuk kembali ke jalan yang benar

Bagian kedua dari Mozaik Moza
.

0 komentar:

Posting Komentar