Banner Lomba |
24
Februari 2014.
Dua
puluh empat hari yang lalu, saya baru saja menyelesaikan -tepatnya menghentikan- proyek novel kedua
saya sebagai partisipasi aktif dalam event J50K tahun 2014. Lumayan, 47 ribuan
kata sudah saya hasilkan dalam waktu satu bulan penuh. Proyek yang sangat
ambisius dan fantastis menurut saya, karena dalam waktu sebulan penuh kita
dituntut untuk konsisten menulis. Ini event yang luar biasa keren, yang dapat
menggugah semangat saya untuk terus menulis.
Namuuuunn...
setelah event itu selesai, saya mati gaya. Selama dua puluh empat hari ini tak ada lagi tulisan yang saya hasilkan
kecuali dua buah status facebook. Hahaha... Adanya cuma niat-niat melulu, tanpa
ada action. Beda dengan kalau ada event, misalnya J50K, kita 'terpaksa' untuk
terus menulis dan hasilnya memang di luar kebiasaan saya.
Tapi
yang saya tuliskan di sini bukan tentang J50K, lho. Sebab, semua thethek bengek tentang J50K sudah saya
tuliskan dalam postingan sebelumnya. Dan sayangnya postingan itu saya publish
sehari sebelum pelaksanaan lomba ini diumumkan sehingga tak bisa diikutsertakan. Sebenarnya sih, motivasi saya untuk ikut lomba ini ada 2, yang pertama
agar saya nulis lagi dan yang kedua agar saya dapat hadiah buku kalau menang,
hehehe... Siapa tahu dapat bukunya Mbak Nastity Deny yang mau dilombakan dalam
event lomba sinopsis bulan depan. :D
Lalu
apa yang mau saya tulis? Saya ingin menuliskan tentang harapan saya terhadap
Kampung Fiksi. Terus terang, saya jarang ikut event-event yang diselenggarakan
oleh Kampung Fiksi. Yang saya ikuti dengan tekun ya J50K. Itu pun karena adminnya
sering bertegur sapa di Fesbuk, hehehe... Nah, oleh karena itu harapan saya ini
berkaitan dengan tindak lanjut dari J50K.
Jadi
begini. Sebuah draft novel sudah selesai (bagi yang selesai) atau hampir
selesai (bagi yang belum). Seingat saya, beberapa waktu lalu Mbak G juga merencanakan proyek penyuntingan selama
Juni-Juli. Saya sangat setuju
dengan proyek tersebut. Ini jelas sangat bermanfaat dan saya berharap pada
bulan itu kami bisa menyunting dan saling berbagi ilmu tentang penyuntingan. Wah, rasanya tak sabar menunggu event ini datang.
Namun,
harapan saya, kegiatan itu tak hanya berhenti sampai penyuntingan saja.
Bagaimana kalau juga penerbitan? Hohohoho... Ini istilah orang Jawa diwehi ati malah ngrogoh rempelo. Sudah
dikasih yang enak, masih minta yang lebih lagi. Jadi begini, mbak-mbak admin
yang manis dan satu mas admin yang ganteng, karena satu dan lain hal, tulisan-tulisan kami barangkali sulit untuk menembus penerbit mayor. Nah, saya lihat di sidebar, KF bisa membantu
menguruskan ISBN. Usul saya, bagaimana kalau tak hanya berhenti di sini, tetapi
Kampung Fiksi juga bisa menjadi penerbit indie
bagi novel-novel yang sudah terlahir melalui event J50K? Jadi satu paket
kegiatan di Kampung Fiksi, begitu. Nulis, sunting, terbitkan. Setahu saya, KF sudah beberapa kali
menerbitkan kumpulan cerpen. Nah, bagaimana kalau novel juga? Saya yakin,
peminatnya cukup banyak, karena untuk urusan dengan penerbit indie banyak penulis
yang belum paham jalannya atau merasa gamang karena tidak kenal dengan orang-orangnya.
Kalau yang ngurus KF kan adminnya sudah teruji keabsahannya, kan? Cuma usul,
Mbak, tapi kalau direspons seneng juga. Yang penting ikut meriahin ultah KF. Siapa
tahu dapat buku... :D
"Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersama Smartfren, Mizan, Bentang Pustaka, Stiletto Book dan Loveable."
"Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersama Smartfren, Mizan, Bentang Pustaka, Stiletto Book dan Loveable."
0 komentar:
Posting Komentar