Kami adalah
dua makhluk berbeda yang ditakdirkan bernasib sama. Aku dan dirinya adalah tipe
orang rumahan, yang menyerahkan seluruh hidup kami bagi keharmonisan hubungan
kami. Kami memasak, manyapu, mencuci, menyetrika, dan tentu saja merawat anak.
Bagi kami, anak adalah segalanya.
Sungguh,
suatu hal yang sangat ideal jika kami menyatu dalam sebuah ikatan rumah tangga.
Namun, ia terlalu mengabdi pada suaminya, dan aku dengan rela melayani
kebutuhan istriku karena dia memang pekerja yang lebih sibuk daripada aku,
seperti halnya suaminya.
Aku bertemu
kali pertama dengannya enam tahun lalu dan langsung jatuh hati padanya.
Sedangkan ia, baru menyadari kehadiranku dua tahun setelahnya. Sungguh, sebuah
jarak yang sangat jauh hingga pada akhirnya kami merasa sangat cocok sejak
setahun lalu.
Sayangnya,
kami tak akan pernah menyatu karena dia sudah memiliki belahan jiwanya sendiri.
Pun adanya dengan aku. Meskipun kami merasa sebagai sebuah chemistry, namun,
kami tak akan dapat menyatu sebagai sebuah molekul pembentuk benda padat.
Biarlah begini adanya, kami rasa kami sudah cukup bahagia dengan rasa yang
saling kami punya.