Berulang kali kulihat lelaki itu. Lelaki bermuka buruk berwajah
seram. Setiap kali aku berdiri di balik jendela dapur rumahku, kulihat
ia tengah berdiri di seberang jalan dengan senyuman menyeringai. Matanya
tajam, takut sekali aku dibuatnya.
Dia bukan tetanggaku. Aku tak pernah melihatnya selama ini. Kalau tetangga, pasti sekali dua aku pernah bersimpangan jalan dengannya. Tapi, siapa dia? Bajunya hitam, senyumannya menyeringai. Matanya yang tajam berwarna merah saga.
Aku pernah membaca di sebuah buku, katanya orang yang akan meninggal dunia akan didatangi oleh orang asing. Orang asing ini katanya merupakan jelmaan dari malaikat maut. Dia akan tampak sebagai laki-laki tampan jika yang meninggal orang saleh dan dia akan muncul sebagai laki-laki menyeramkan jika yang akan meninggal adalah orang yang banyak dosa.
Dia bukan tetanggaku. Aku tak pernah melihatnya selama ini. Kalau tetangga, pasti sekali dua aku pernah bersimpangan jalan dengannya. Tapi, siapa dia? Bajunya hitam, senyumannya menyeringai. Matanya yang tajam berwarna merah saga.
Aku pernah membaca di sebuah buku, katanya orang yang akan meninggal dunia akan didatangi oleh orang asing. Orang asing ini katanya merupakan jelmaan dari malaikat maut. Dia akan tampak sebagai laki-laki tampan jika yang meninggal orang saleh dan dia akan muncul sebagai laki-laki menyeramkan jika yang akan meninggal adalah orang yang banyak dosa.