Bab 5
Murid Baru

“Bu Mutia, dipanggil Pak Kepala,” kata Mahmudi, TU SMP Bakti Bangsa kepada Mutiara pada jam istirahat.
“Ada penting apakah, Mud? Tumben Pak Kepala memanggilku,” sahut Mutiara yang segera beranjak dari tempat duduknya.
“Kelihatannya ada murid  baru, Bu,” sahut Mahmudi.
“Murid baru? Tengah tahun pelajaran begini?” kening Mutiara berkerut. Pasti ada yang tak beres, pikirnya dalam hati.
Ia pun segera bergegas menuju ruang kepala sekolah dan segera mengetuk pintu sesampainya di sana. Pak Bustomi segera mempersilakan Mutiara masuk. Mutiara pun segera masuk dan ia mendapati di ruangan itu telah menunggu seorang pria perlente bersama seorang anak remaja tanggung berusia 15 tahunan. Mutiara menyapa pria itu dengan menganggukkan kepalanya dan senyuman. Sang tamu membalasnya dengan hal yang sama sembari mengulaskan sebuah senyuman yang memperlihatkan sebaris giginya yang berjajar rapi.
Mutiara segera duduk di satu-satunya kursi yang masih kosong di ruangan itu.
“Bu Mutia,” kata Pak Bustomi memulai pembicaraan. “Kenalkan, ini Pak Husin, pemilik perkebunan.”